|
Manusia
memiliki dua sisi : baik dan buruk. Aktualisasi sifat-sifat baik menghasilkan
budaya dan peradaban. Aktualisasi sifat-sifat buruk melahirkan krisis dan kebiadaban.
Semakin kuat seseorang mengembangkan sifat-sifat baiknya semakin tinggi tingkat
budaya danperadaban orang tersebut. Sebuah bangsa yang diisi orang-orang
seperti ini akan menjadi bangsa yang besar; bangsa yang berbudaya tinggi dan
berperadaban maju. Masyarakatnya makmur dan sejahtera.
Sebaliknya,
manusia yang memelihara dan mengembangkan sifat-sifat buruknya akan menjadi
pribadi yang lambat laun akan terseret ke dalam krisis dan kebiadaban. Penampilannya
menjadi sangar, berwajah monster, menakutkan dan sarat dengan
kepalsuan-kepalsuan. Kalau orang seperti ini yang menghuni sebuah Negara, maka Negara
tersebut akan mudah terjebak ke dalam pertentangan kepentingan: antar pribadi dan
antar kelompok, dengan menyeret massa ke dalamnya.
Kalau
anda ingin menemukan jawaban atas pertanyaan tadi, mau tidak mau anda harus
menyelam ke kedalaman DIRI manusianya yang menjadi ‘sebab’ atas semuanya. Selama
penyelaman ini tidak dilakukan, selama itu pula anda hanya menemukan
jawaban-jawaban yang bersifat semu. Ekonomi suatu saat boleh saja tertangani,
lapangan kerja tercipta, tabungan masyarkat meningkat, tapi krisis belum tentu
berakhir. Bukankah krisis terjadi di setiap lini kehidupan kita? Ada di
pemerintahan, ada di masyarakat, ada di keluarga, ada di sekolah-sekolah, bahkan bisa ada di tempat-tempat keagamaaan. Dan
itu semualah yang memicu terjadinya krisis ekonomi. Karena krisis ekonomi,
kalau anda masih ingat, sebenarnya bermula pada krisis kepercayaan. Yaitu hilangnya
kepercayaan Negara lain pada mata uang kita. Hilangnya kepercayaan pada tatanan
sosial kita. Ekonomi hanyalah puncak dari segala krisis itu. Sedangkan dasarnya
tetap Manusianya.
Yap, yang terpenting harus tetap cerdik dan bijak. Berkembang atau tidaknya suatu bangsa bukan hanya tergantung pada siapa dan bagaimana pemimpinnya tapi juga pada setiap individu masyarakatnya. Semakin bijak individu masyarakat nya semakin kecil 'akibat' buruknya pada bangsa.
BalasHapusYa intinya kembali pada diri sendiri kita. Jangan selalu nyinyir cari2 kesalahan orang lain.
BalasHapus