Rifki Jamaludin
Dzikir,Fikir dan Amal Shaleh
Minggu, 29 September 2019
RESUME KEGIATAN SEKOLAH KADER PENGAWASAN PARTISIPATIF ANGKATAN II 2019
RESUME KEGIATAN SEKOLAH KADER PENGAWASAN PARTISIPATIF ANGKATAN II 2019
Oleh : Rifki Jamaludin
Kab. Serang Prov. Banten
Sekolah kader pengawasan partisipatif pada hari ke 2, Kamis, 26 September 2019 di Bogor – Jawa barat, diawali dengan agenda acara Building Team/Out bound dan dilanjut materi Pembangunan Karakter. Banyak sekali pelajaran yang saya didapat pada hari ini yang mana pada kegiatan building team ini dapat mengenal satu sama lain terutama anggota kelompoknya juga dapat membangun kekompakan serta memelihara kerja sama tim untuk bagaimana supaya tetap bersatu sampai games berarkhir.
Diawali dengan berkumpul dilapangan dan membuat sebuah lingkaran besar yang diisi dengan berbagai Games diantaranya :
1. Tepuk tangan, tepuk tangan ini banyak sekali di mulai dengan tepuk tangan satu kali, dua kali, tiga kali juga tepuk tangan Indonesia. Dengan beberapa varian yang dapat melatih otak kiri kita untuk tetap focus terhadap apa yang yang diucapkan oleh instruktur atau panitia.
2. Games 2 pengkhianat terbaik, ini juga mengajarkan bagaimana kita mengetahui siapa saja diantara kita yang bisa dibilang pengkhianat atau bisa dikatakan sih. Orang yang konsisten terhadap teamnya.
3. Games point, dalam hal ini kita dibagi menjadi 10 kelompok dan dibagi 5 juri, disini kita dapat mengenal lebih dekat teman anggota kelompok kita dan kekompakan dalam kerja sama team untuk mencapai point terbanyak.
4. Games menurunkan gulungan banner, ini mungkin yang perlu strategi dan kerja sama team ynag kuat karena ini semua peserta dibuat 1 team besar untuk membawakan api dari obor yang dijung ke banner yang akan diputuskan dengan rintakan bom-bom air yang dilempakan kearah kelompok dan kita dihadapkan untuk bagaimana api itu tetap nyala hingga ujung area.
Pukul 14.00 WIB memasuki materi yang berjudul “Pembangunan Karakter” yang disampaikan oleh Kaka Suminta selaku Sekjen PPKIP. Materi ini dibagi menjadi beberapa sub yaitu: Kepemimpinan, Etika dan Moralitas.
Kepemimpinan merupakan sebuah bidang riset dan juga suatu ketrampilan praktis yang mencakup kemampuan seseorang atau sebuah organisasi untuk memimpin atau membimbing orang lain, team atau seluruh organisasi.
Tiap organisasi yang memerlukan kerjasama antar manusia yang utama adalah masalah kepemimpinan. Menurut saya kepemimpinan itu terlahir dari seluruh insan yang dilahirkan karena sejatinya setiap orang adalah pemimpin. Termasuk juga memimpin diri sendiri dari sifat buruk kedalam kebaikan. Namun disini tidak terlalu membahas itu lebih kepada kepemimpinan oraginisasi.
Jenis kepemimpinan secara garis besar terbagi menjadi 2 yaitu:
1. Kepemimpinan Otoriter
2. Kepemimpinan Demokratis
Adapun keseluruhan banyak sekali jenisnya diataranya kepemimpinan karismatik, birokrasi, partisipatif, transformasional, transaksional, teokrasi dan lain-lain.
Kemudian pemateri membagi pserta kedalam kelompok kecil yang akan mendiskusikan apa itu kepemimpina demokratis.?
Etika dan moral adalah 2 jenis yang hampir sama namun berbeda, jika etika adalah suatu norma atau aturan yang dipakai sebagai pedoman dalam berprilaku dimasyarakat bagi seseorang terkait dengan sifat baik dan buruk. Sedangkan Moral ialah nilai keabsolutan dalam kemasyarakatan secara khusus.
Soal etika kita dicontohkan dari etika dalam kelas dan disambungkan dengan etika pemantau pemilu. Ada 4 kode etik pemantau pemilu yaitu, Indenpdensi, Non partisan, Non parsial dan nonviolence.
Jumat, 21 Juni 2019
Minggu, 16 Juni 2019
Keraton Kaibon, Banten. Persembahan Sultan untuk Sang Bunda
Kawasan Banten Lama di Kabupaten Serang banyak meninggalkan bangunan yang memiliki nilai sejarah tinggi. Salah satu bangunan yang masih tersisa adalah Keraton Kaibon yang terletak di Kampung Kroya, Kelurahan Kasunyatan, Kecamatan Kasemen. Keraton kaibon menjadi salah satu bangunan cagar budaya Provinsi Banten yang menyimpan cerita kejayaan Kerajaan Banten Lama.
Dibangun pada tahun 1815, keraton ini menjadi keraton kedua di Banten setelah Keraton Surosowan. Berbeda dengan Keraton Surosowan, sebagai pusat pemerintahan, Keraton Kaibon dibangun sebagai tempat tinggal Ratu Aisyah. Hal ini dikarenakan Sultan Syafiudin sebagai Sultan Banten ke 21 saat itu usianya masih 5 tahun. Nama Kaibon sendiri dipastikan diambil dari kata keibuan yang memiliki arti bersifat seperti ibu yang lemah lembut dan penuh kasih sayang.
Keraton Kaibon dibangun menghadap barat dengan kanal dibagian depannya. Kanal ini berfungsi sebagai media transportasi untuk menuju ke Keraton Surosowan yang letaknya berada di bagian utara.
Dibagian depan keraton dibatasi dengan gerbang yang memiliki 5 pintu. Arti angka lima ini mengikuti jumlah shalat dalam satu hari yang dilakukan umat muslim. Gerbang yang bergaya Jawa dan Bali ini memiliki ketinggian 2 meter dengan bentuk Candi Bentar sebagai motifnya. Gerbang ini disebut juga dengan sebutan gerbang bersayap. Pada satu gerbang terdapat pintu paduraksa yang menghubungkan bagian depan dengan ruang utama keraton.
Ruang Utama keraton ini tidak lain adalah kamar tidur Ratu Asiyah itu sendiri. Dibangun dengan menjorok ke tanah, kamar tidur Sang Ratu dilengkapi dengan teknologi pendingin ruangan. Ini bisa terlihat dari lubang yang terdapat dalam ruangan. Lubang tersebut dahulu dapat di isi air untuk memberikan efek sejuk pada isi dalam ruangan.
Keraton yang berdiri di tanah seluas mencapai 4 hektar ini, dibangun menggunakan batu bata yang terbuat dari pasir dan kapur. Walaupun telah hancur, beberapa reruntuhan di keraton ini masih terlihat pondasi dan pilar-pilar yang utuh.
Salah satu yang terlihat jelas adalah bangunan yang menyerupai masjid. Bangunan masjid ini berada di sisi kanan gerbang. Selain pilar yang masih utuh, di dalam bangunan tersebut juga terdapat mimbar yang berfungsi sebagai tempat berdirinya khotib.
Tahun 1832 Keraton Kaibon dihancurkan oleh pihak Belanda yang dipimpin oleh Gubernur VOC saat itu, Jendral Daen Dels. Penyerangan dilakukan karena Sultan Syaifudin menolak dengan keras permintaan sang jendral untuk meneruskan pembangunan Jalan Raya Anyer-Panarukan. Bahkan utusan jendral yang bernama Du Puy dibunuh sultan hingga kepalanya dipenggal kemudian dikembalikan kepada jendral Daen Dels. Marah besar, jendral VOC tersebut menghancurkan keraton Kaibon hingga meninggalkan puing-puing yang tersisa saat ini.
Kini, puing reruntuhan Keraton Kaibon meninggalkan cerita tentang kejayaan Banten Lama. Walaupun hanya berupa reruntuhan dan pondasi-pondasi bangunan, tidak membuat pengunjung berhenti mengunjungi cagar budaya di Provinsi Banten ini. Selain ingin melihat kejayaan Banten tempo dulu, keraton ini juga sering dijadikan pengunjung dan pasangan muda untuk mengabadikan diri dengan latar belakang keraton yang klasik serta artistik. [IndonesiaKaya]
Minggu, 14 April 2019
Album PKN STAIKHA 2019 Kelompok 2
Foto kenangan semasa PKN STAIKHA 2019 Kelompok II di desa Pasir Karag Kec. Koroncong Kab. Pandeglang.dari tanggal 05 Maret sampai 13 April 2019
Yang beranggotakan 11 orang yaitu :
1. Rifki Jamaludin
2. M. Faisal Akbar
3. Lisdayanti
4. Siti Jahriah
5. Sri Luthfiani
6. Lilis Syofiah
7. Eka Puspita
8. Safriah
9. Masitoh
10. Wawat ayu Ningsih
11. Ade Qibtiyawati
Mohon maaf albumnya tidak berurutan. Anggotanya pasti lebih merasakan atau tertawa sendiri melihat kenangannya. Yang lain boleh lihat-lihat kenangan kita, Gratis... gak bayar..
Langganan:
Postingan (Atom)
-
Foto kenangan semasa PKN STAIKHA 2019 Kelompok II di desa Pasir Karag Kec. Koroncong Kab. Pandeglang.dari tanggal 05 Maret sampai 13 April 2...
-
MASALAH DAN HAKIKAT DIRI p ertanyaan yang paling sering kita dengar dalam kontek berbangsa adalah : Kenapa ki...